"Pagelaran Wayang Semalam Suntuk" oleh Dalang Rion Anggoro: Menghadirkan Makna Mendalam dalam Peringatan HUT RI ke-78 dengan Lakon "Gujali Suto"

"Pagelaran Wayang Semalam Suntuk" oleh Dalang Rion Anggoro: Menghadirkan Makna Mendalam dalam Peringatan HUT RI ke-78 dengan Lakon "Gujali Suto"

Desa Lemahduwur, 23 Agustus 2023 - Merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-78, Desa Lemahduwur telah menggelar rangkaian acara meriah dan beragam. Di antara perayaan yang penuh semangat, ada satu acara yang telah menjadi sorotan setiap tahun, yakni "Pagelaran Wayang Semalam Suntuk" yang menghadirkan Dalang Rion Anggoro sebagai penggerak dan penyajinya. Tidak hanya menjadi hiburan tradisional, pagelaran ini sekaligus menjadi bagian penting dari Program Kerja RPJMDES (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa) yang dicanangkan oleh kepala desa. Acara ini bertujuan untuk melestarikan seni budaya tradisional wayang kulit serta menyampaikan pesan-pesan moral yang bermakna. 

Menyelenggarakan pagelaran wayang semalam suntuk sebagai bagian dari program kerja desa bukanlah hal baru di Desa Lemahduwur. Tradisi ini telah mengakar dalam budaya masyarakat dan menjadi bagian penting dalam menyemarakkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tahunnya. Melalui pagelaran ini, masyarakat Desa Lemahduwur tidak hanya merayakan kemerdekaan secara fisik, tetapi juga mewariskan dan mengapresiasi budaya serta nilai-nilai moral kepada generasi muda.

Tahun ini, pagelaran wayang semalam suntuk memiliki daya tarik yang lebih khusus dengan lakon yang diangkat, yaitu "Gujali Suto". Meskipun judulnya terkesan mengejutkan dengan kata "perselingkuhan", lakon ini sebenarnya memiliki pesan yang jauh lebih dalam dan bermakna. Dalam cerita ini, perselingkuhan yang terjadi merupakan metafora dari sebuah kejujuran. Dalang Rion Anggoro mengemas pesan ini dengan cermat, membuktikan bahwa seni wayang tidak hanya menghibur, tetapi juga dapat merangsang pikiran dan menyampaikan pesan moral yang kompleks.

Program Kerja RPJMDES yang mengintegrasikan pagelaran wayang semalam suntuk memiliki tujuan yang luhur. Di bawah arahan kepala desa dan koordinasi berbagai pihak terkait, Desa Lemahduwur berhasil menciptakan ruang yang aman bagi seni dan budaya tradisional untuk tetap berkembang. Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan kekayaan budaya lokal dan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam menjaga tradisi ini tetap hidup.

Tak hanya memikat melalui pementasan wayang kulit yang megah, acara ini juga menjadi sarana pendidikan. Generasi muda Desa Lemahduwur dapat belajar tentang seni tradisional dan menghayati pesan-pesan moral yang dihadirkan oleh dalang. Lakon "Gujali Suto" mengajarkan tentang pentingnya jujur dan keterbukaan dalam menjalani kehidupan. Meskipun perselingkuhan menjadi tema sentral, cerita ini mengajarkan bahwa kejujuran adalah aspek yang lebih berharga dalam hubungan manusia.

Pemerintah Desa Lemahduwur menegaskan komitmennya untuk menjaga dan mengembangkan pagelaran wayang semalam suntuk sebagai bagian integral dari identitas dan program pembangunan desa. Dengan menggabungkan seni, pendidikan, dan pemeliharaan tradisi dalam satu kesatuan, pagelaran ini memiliki dampak jauh lebih luas daripada sekadar hiburan. Pesan-pesan moral yang diangkat dari setiap lakon dapat membentuk karakter dan pandangan hidup masyarakat.

Dalam konteks peringatan HUT RI ke-78, "Pagelaran Wayang Semalam Suntuk" oleh Dalang Rion Anggoro dengan lakon "Gujali Suto" menjadi contoh nyata bagaimana budaya dan seni dapat menjadi alat yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan yang mendalam dan relevan kepada masyarakat. Di tengah perubahan zaman, warisan budaya ini terus hidup dan beradaptasi, mengingatkan kita akan kekayaan tradisi yang harus dilestarikan demi masa depan yang lebih baik.